Kemenpora Ajak Santri Ponpes Miftahul Ihsan Sumenep Berwirausaha

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) bekerja sama dengan Pondok Pesantren Miftahul Ihsan Sumenep mengadakan Pelatihan Santripreneur pada hari Sabtu (8/10) di Sumenep, Jawa Timur. Acara dibuka oleh Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Hendro Witjaksono.

GrahaNews.com, Sumenep – Kewirausahaan memiliki peranan penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah menumbuhkan minat berwirausaha di kalangan santri.

Berdasarkan data Kementerian Agama, saat ini tercatat sekitar 5 juta santri yang tersebar di lebih dari 39 ribu pesantren di Indonesia. Jumlah santri yang besar ini merupakan aset bangsa untuk mendorong penciptaan lapangan pekerjaan.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bekerja sama dengan Pondok Pesantren Miftahul Ihsan Sumenep mengadakan kegiatan pelatihan santripreneur dengan tematik Pelatihan Budidaya Tanaman Tomat pada Sabtu (8/10/2023).

Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda Hendro Witjaksono yang hadir secara langsung mengatakan, generasi muda termasuk para santri perlu membekali sejak dini untuk mulai berusaha.

Dalam sambutannya, Hendro menyampaikan Rasulullah merupakan teladan utama dalam berniaga dan bisa dijadikan contoh untuk santri dalam memulai berwirausaha.

“Di pondok pesantren di mana di dalamnya ditanamkan nilai-nilai kebaikan yang jadi cikal bakal nur Islam tersebar, tentunya ini semua tidak lain menjadi mukjizah dari Allah. Bahwa ajaran Islam tersebar luas tidak hanya di Jazirah Arab, tapi ke seluruh dunia,” terang Hendro dalam sambutannya.

Menurutnya, Rasulullah menjadi contoh bagi umat dalam berniaga. Sebab, Rasulullah sendiri merupakan seorang pedagang. Rasulullah, katanya, selain mengajarkan ajaran Islam, ia juga pedagang yang handal.

“Jumlah ayat yang berdagang yang disampaikan oleh Rasulullah, totalnya lebih dari 110 ayat, artinya pesan yang kuat untuk berniaga agar supaya bisa memberi. Tangan di atas bukan tangan di bawah,” tutur Hendro.

Hendro mengatakan, DNA santri adalah berniaga, talentanya niaga. Oleh karena itu, lanjutnya, santriwan dan santriwati nantinya tidak hanya menjadi penyebar agama islam, tetapi berani berniaga.

“Kita ketahui bahwa wiramuda Indonesia itu terbuka untuk semua, bukan hanya untuk yang pintar saja. Maka berwirausaha menjadi penting. Berani mimpi, berani coba-coba, berani gagal, berani sukses menjadi kunci dalam memulai berwirausaha. Ketika sekali sukses maka kesuksesan akan berjalan dengan langgeng” ujar Hendro.

Hendro menuturkan, dirinya sebagai Asdep Kewirausahaan Pemuda diamanahi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo untuk menumbuhkan wiramuda di kalangan pemuda, di mana saat ini pemuda 16 sampai dengan 30 tahun berjumlah 24 persen dari total penduduk Indonesia. Artinya, 65 juta penduduk Indonesia adalah pemuda.

“Moga acara ini berjalan lancar dan para santri bisa menjadi milyader sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah. Moga para santri menjadi sukses!” tutup Hendro.

Sementara itu, Pimpinan Yayasan Ponpes Miftahul Ihsan, Kiai Bahrudin mengucapkan terima kasih kepada Kemenpora atas proses pengajuan sehingga terpilih menjadi penerima bantuan pesantrenpreneur dan berharap kegiatan Pelatihan Santripreneur Budidaya Tanaman Tomat ini dapat memberikan motivasi bagi para santri untuk berwirausaha.

“Kami menyambut positif kegiatan pelatihan-pelatihan sehingga melatih santri tentang kemampuan di luar pelajaran yang diajarkan di ponpes kami, sehingga santri kami setelah lulus tidak hanya membaca kitab kuning sebagai literatur ponpes tapi diharapkan mampu punya skill didalam mengelola pertanian tomat,” terang Bahrudin.

Dia berharap para alumni Miftahul Ihsan kelak bisa menjadi entreprenuer yang handal.

“Kami atas nama yayasan menghimbau santri, kelak menjadi alumni bisa menjadi entrepreneur yang handal, mampu menghadapi tantangan dan arus globalisasi secara global,” tukasnya.

Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Pengasuh dan Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ihsan, pemateri dari Dosen IST Annuqayah Vita Kurnia Utami, Praktisi Pertanian Imam Nashihien dan perwakilan PT FMC Agricultural Manufacturing, Khairul Hayat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *