Merasa Terpanggil, Prof Harisudin Daftarkan Diri Jadi Bakal Calon Rektor UIN KHAS Jember

Guru Besar UIN KHAS Jember Prof. Dr. M. Noor Harisuddin.

Grahanews.com, Jember – Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (KHAS) tentang membuka pendaftaran calon Rektor Periode 2023-2027. Salah satu Guru Besar yang telah menyerahkan berkas pendaftaran adalah Prof. Dr. M. Noor Harisuddin, S. Ag, S.H., M. Fil.I, yang saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah.

Prof. Kiai Haris, begitu biasa dipanggil, secara resmi telah mendaftarkan diri pada Rabu, 12 Juli 2023, kepada Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor UIN KHAS, di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Lantai 2, kampus UIN KHAS Jember.

Sebagai bagian dari civitas akademika UIN KHAS Jember, Prof Harisudin terpanggil hati ikut berkontribusi membangun kemajuan kampus, mempertahankan prestasi, dan meningkatkan tradisi akademik, memperluas jaringan kelembagaan, serta menyiapkan SDM yang professional dan memiliki wawasan kebangsaaan yang moderat.

“Sebagai bagian dari civitas akademika UIN KHAS Jember, saya merasa terpanggil untuk terus memajukan kampus tercinta ini. Karena itu, saya niatkan untuk membangun tata kelola organisasi, sistem birokrasi dan pelayanan yang terbaik di kampus UIN KHAS Jember untuk seluruh civitas akademika, mulai mahasiswa, dosen dan segenap warga kampus,” terang Prof Harisuddin yang saat ini menjadi Sekretaris Forum Dekan PTKIN.

Menurut Prof Haris, untuk menjadi seorang pemimpin, tidak cukup hanya bermodal keinginan dan kemauan, akan tetapi harus dibarengi dengan tanggung jawab. Karenanya, ia telah menyiapkan visi misi dan program untuk akselerasi keunggulan kampus UIN KHAS Jember.

Jika dilihat dari rekam perjalanan akademik dan organisasinya, Prof Harisudin memiliki segudang kiprah, karya dan Khidmah, baik di lingkungan kampus maupun dalam organisasi kemasyarakatan.

Tahun 2018, Prof Haris merupakan Guru Besar termuda di lingkungan PTKIN. Saat ini, ia merupakan Satgas Wilayah Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama Jawa Timur, aktif di PW Lembaga Dakwah NU Jawa Timur, PW Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU Jawa Timur, Ketua Komisi Pengkajian dan Pelatihan MUI Jawa Timur, Katib Syuriah PCNU Jember (2009-2014), Ketua PP Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara, Dewan Pakar PP Asosiasi Badan Penyelernggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia. saat ini, Prof Harisudin juga menjadi Ketua Mabincap PMII Cabang Jember, Mabinda PMII Korcab Jawa Timur, Ketua PP Asosiasi Dosen Pergerakan (ADP), dan Ketua Tim Akreditasi MUI Jawa Timur (2022).

Beberapa puluhan karya telah dihasilkan, diantaranya Fiqh Nusantara, Pancasila dan Sistem Hukum Nasional di Indonesia dan buku Fiqh Aqalliyat, Metode Ijtihad, Produk Hukum dan Tantangan Minoritas Muslim di Berbagai Belahan Dunia, Selain menulis buku, juga menulis jurnal ilmiah internasional bereputasi di berbagai berkala ilmiah dan juga memiliki 10 lebih Hak Karya Intelektual.

Adapun latar belakang pendidikannya, Prof Haris memulai sekolah dasar pada Madrasah Ibtidaiyah Sultan Fatah Demak (1984-1990), MTs NU Demak (1990-1993), Madrasah Aliyah Salafiyah Syafiiyah Kajen Margoyoso Pati Jawa Tengah (1993-1996) dan S1 Muamalah Institut Agama Islam Ibrahimy Situbondo (1996-2000), Mahad Aly Ponpes Salafiyah Syafi’iyah Situbondo (1996-1999), S2 IAIN Sunan Ampel Surabaya (2002-2004) dan S3 IAIN Sunan Ampel Surabaya (2007-2012). Pada tahun 2019, Harisudin mengambil kuliah S1 Ilmu Hukum di Universitas Moch. Seruji dan lulus pada tahun 2023.

Harisudin mengikuti berbagai pelatihan diantaranya Bimbingan Teknis Hukum Acara Pengujian Undang-Undang oleh Mahkamah Konstitusi RI, StuNed Scholarship Program “Strengthening Capacity to Support the Enactment of Inclusive Regulations NUFIC NESO the Kingdom of the Netherlands dan Centre for International Legal Corporate (CILC) Belanda, dan lainnya.

Saat mendaftar calon Rektor UIN KHAS Jember, Prof Haris memiliki visi untuk menjadikan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember sebagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri yang bertaraf internasional dengan keunggulan integrasi ilmu keislaman, sains, dan kearifan lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *