GRAHANEWS.COM, Jakarta – Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) sampai saat ini belum memberikan dukungan kepada siapapun nama-nama yang masuk bursa calon presiden dan calon wakil presiden untuk Pilpres 2024 mendatang. Keputusan terkait dukungan politik masih akan menunggu penetapan KPU dan Ijtimak Ulama.
Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin merespon wacana duet Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres dan cawapres 2024 mendatang.
Namun demikian, Novel memberikan sinyal 212 tidak akan pernah mendukung pasangan yang dianggap bermasalah, seperti menjadi bagian dari kelompok pendukung penista agama.
Terkait wacana duet Cak Imin-Anies, Novel secara tegas menolaknya. Pasangan ini dinilai sangat tidak ideal dan justru hanya akan merugikan Anies.
Berikut sejumlah alasan yang dibeberkan Novel Bamukmin:
Cak Imin-Anies sama-sama sipil
Duet Cak Imin-Anies dianggap sangat tidak ideal karena keduanya sama-sama berasal dari kelompok sipil.
“Saya secara pribadi melihat wacana Imin-Anies sebagai capres dan cawapres sangat jauh dari ideal karna keduanya mempunyai latar belakang sebagai sipil,” katanya.
Cak Imin dan PKB bagian dari penista agama
Novel kemudian mengungkit kembali masa lalu PKB yang dicap sebagai bagian dari kelompok penista agama karena mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu, yang saat itu tersandung kasus penistaan agama.
Menurut Novel, jika Cak Imin sebagai capres dipasangkan dengan Anies, maka yang akan sangat dirugikan adalah Anies.
“Posisi Anies akan dirugikan karna pasti ditinggal oleh massa 212 karena Imin dan partainya adalah kelompok pendukung penista agama,” ujarnya.
Pendukung Rezim Jokowi
Alasan lain kenapa Cak Imin tak layak jadi capres Anies karena PKB menjadi bagian dari rezim berkuasa saat ini di mana 212 sejak awal secara tegas mengambil posisi sebagai oposisi.
“Sampai saat ini, (PKB dan Cak Imin) masih bagian dari rezim, Jokowi),” tegas Novel.
Dugaan korupsi Cak Imin
Novel juga menyampaikan alasan penolakannya karena Cak Imin sampai saat ini dinilai masih belum bersih dari dugaan kasus korupsi yang menyandera dirinya.
“Track record Imin masih tersandera dalam dugaan kasus korupsi,” ungkapnya.
Sekadar Info, Cak Imin memang sempat tersandung kasus dugaan korupsi yang dikenal dengan ‘Kardus Durian’. Kasus ‘kardus durian’ ini adalah kasus korupsi Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT) di Papua pada 2011. Kasus ini melibatkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang saat itu dipimpin Cak Imin.
Belum lama ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku akan kembali menganalisis kasus korupsi ‘Kardus Durian’ ini.
Cak Imin Biang Kerok Usulan Perpanjangan Masa Jabatan Jokowi
Novel menilai Cak Imin sudah cacat. Sebab, dia menjadi biang kerok kegaduhan politik dalam negeri akibat usulannya memperpanjang masa jabatan Jokowi.
“Imin sudah cacat karena sudah dicap sebagai salah satu biang kerok perpanjang masa jabatan Jokowi. Jadi sangat berat Imin untuk maju sebagai capres,” pungkasnya.
Tolak cak imin jadi capres