Daerah  

Tokoh Adat Papua: Usulan Pembentukan Kabupaten Byak Napa Swandiwe Murni Aspirasi Masyarakat Bawah

Tokoh Adat Biak Numfor, Malex Kmur, SKM

GRAHANEWS.COM, Papua–  Wakil Ketua III Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Biak Numfor, Malex Kmur, SKM mengatakan usulan pembentukan daerah otonomi baru (DOB) Kabupaten Byak Napa Swandiwe sebagai pemekaran dari Kabupaten Biak Numfor murni aspirasi dan dorongan masyarakat akar rumput.

“DOB yang sedang kami perjuangkan bukanlah keinginan kami atau kami buat untuk kepentingan kami atau karena dorongan dari siapapun. Ini murni dorongan masyarakat. Itu bukan karena kami dipaksa atau kami didorong oleh kepentingan kelompok atau siapapun. Ini benar-benar dari kelompok masyarakat bawah,” kata Malex saat dihubungi Grahanews.com melalui sambungan telefon, Kamis (16/6/2022).

Aspirasi tersebut, lanjut Malex, ditampung dan ditindaklanjuti melalui survei untuk mengetahui secara rill aspirasi masyarakat bawah.

“Kami melakukan dengan menyebarkan angket. Angket yang kami sebarkan itu, kalau boleh sebut datanya, dari 12 ribu lembar angket yang disampaikan kepada kelompok masyarakat untuk mendapatkan masukan itu, dari 12ribu lembar, 9 ribu yg dikembalikan kepada kami 99,009% itu  menyatakan keinginan mereka untuk DOB,” tuturnya.

Hasil angket tersebut, kata Malex, kemudian dibawa ke dalam Rapat Umum Masyarakat yang dihadiri kurang lebih 1000 orang sebagai perwakilan.

“Di dalam rapat umum  masyarakat itu kemudian membuat deklarasi tentang keinginan itu dan sekaligus menunjuk pengurus untuk mengurusnya. Itu ditetapkan di dalam rapat umun masyarakat. Dihadiri oleh kurang lebih  1000 orang,” tutur pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Panitia Persiapan Percepatan dan Realisasi (P3R) DOB Kabupaten Byak Napa Swandiwe itu.

“Jadi, intinya bahwa (usulan DOB) benar-benar aspirasi dari bawah, bukan keinginan segelintir, bukan keinginan kami yang mengurus. Itu bener2 dari bawah.),” tegasnya lagi.

Dia menjelaskan alasan pembentukan Kabupaten Byak Napa Swandiwe ini muncul. Menurutnya, masyarakat menilai pemekaran wilayah ini sebagai peluang untuk bisa mengubah keadaan saat ini menjadi lebih baik.

“Kalau daerah lain maju karena DOB, kalau tidak ada DOB tidak mungkin berubah. Daerah lain jadi contoh kita. Kita selama ini mengikuti perkembangan daerah lain. Ketika daerah itu DOB, maka ada perubahan. Ini sangat bermanfaat. Mereka yang tadinya tidak berdaya, sekarang jadi berdaya. Dan ini yang membuat mereka sepakat untuk DOB,” jelas Malex.

Ia pun tak peduli dengan adanya beberapa pihak yang menolaknya. Dirinya akan terus berjuang sesuai dengan suara mayoritas masyarakat akar rumput bahwa DOB harus terwujud.

“Bahwa kita juga membutuhkan sejahtera supaya bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah spt saudara-saudara lain,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *