Pesantren Al Fath Sepakat Cegah Hoax dan Ujaran Kebencian Jelang Pemilu 2024

Ilustrasi.

Grahanews.com, Jakarta – Dalam rangka meminimalisir dan mencegah isu-isu negatif seperti SARA, hoax, ujaran kebencian, intoleransi dan radikalisme jelang Pemilu 2024, Polri terus melakukan berbagai macam langkah-langkah strategis.

Salah satunya adalah dengan bersilaturrahmi ke Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fath, Jakasetia, Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (20/11/2023).

Selain untuk menjalin tali silaturrahmi, kegiatan ini juga bertujuan untuk lebih memperat hubungan antara umara dan ulama.

Apabila kedua unsur ini memiliki hubungan yang kuat, dapat menjadi benteng pertahanan untuk menangkal segala ancaman terhadap keutuhan bangsa.

“Jadi silaturrahmi ini merupakan media komunikasi, pendekatan antara umat, ulama dan umara maupun kepada santriwan dan santriwati,” ujar pimpinan ponpes Al Fath Dr. Taufik.

Ia menjelaskan bahwa Ponpes berperan penting dalam meminimalisir isu-isu negatif jelang Pemilu 2024, terutama yang berkaitan dengan SARA, hoax, fitnah dan ujaran kebencian.

“Kita kan mempunyai sejarah ada yg cemerlang dan buruk. Jelang Pemilu 2024 situasi politik semakin memanas.Ini ada beberapa fakta bahwa intoleransi dan radikalisme berasal dari tempat yang disebutkan tadi tetapi tidak semuanya, tidak menggeneralisir. Nah untuk mencegah itu kita harus mendatangi semua komponen. Kita tidak ingin isu-isu negatif tersebut mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” tuturnya.

Dr. Taufik, M. aA selaku pimpinan Ponpes Al-Fath Jakasetia, Bekasi, menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada seluruh santri sebagai upaya mencegah penyebaran hoax dan ujaran kebencian di dalam lingkungan ponpes.

“Dalam teori sudah kami sampaikan bahwa dalam praktiknya santri tidak boleh saling menghina anatara satu sama lain. Yang kedua mereka diajarkan kebersamaan dengan cara piket bersama bahkan makan pun sering satu nampan bertiga atau berempat,” kata Dr. Taufik, M. A

Dr. Taufik, M. A juga menyatakan bahwa isu negatif semakin berkembang dalam situasi mendekati pesta demokarasi lima tahunan itu. Isu-isu negatif tersebut dapat berakibat fatal pada kesatuan dan persatuan bangsa.

“Tantangan kita adalah memerangi faham intoleran dan radikalisme. Kita juga jangan membuat berita bohong apalagi menyebarkan. Adik santri jangan melakukan itu, karena dapat menimbulkan perpecahan diantara kita,” ucap Dr. Taufik. MA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *