Grahanews.com, Bali – Bali merupakan salah satu ikon wisata Indonesia yang menarik perhatian dunia. Hal ini tak dipungkiri dengan banyaknya event internasional yang diselenggarakan di Pulau Dewata.
Kali ini, Bali kembali diramaikan dengan salah satu event internasional 10th World Water Forum (WWF) yang berlangsung mulai tanggal 18-25 Mei 2024. Kegiatan yang mengambil tema Water for Shared Prosperity ini dihadiri oleh hampir 20.000 delegasi yang terdiri dari 167 negara.
Upacara pembukaan 10th World Water Forum (WWF) 2024 ini dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo yang sudah memasuki akhir masa pemerintahannya.
Penyelenggaraan World Water Forum yang sudah berjalan 3 hari ini berjalan sangat lancar, mulai dari Balinese Water Purification Ceremony di Kura-Kura Beach, Welcoming Dinner di GWK, dan Opening Ceremony di BICC.
Masyarakat Bali juga menyambut meriah adanya kegiatan ini karena dampak ekonomi dari peningkatan aktivitas pariwisata di Bali.
Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet menyampaikan apresiasi kepada pemerintah karena Bali kembali terpilih menjadi tuan rumah event internasional bergengsi.
Ketua FKUB Indonesia itu juga menyampaikan terima kasih atas peran desa adat melalui pecalang yang ikut berkontribusi mengamankan jalannya event-event internasional di Bali.
“Kelancaran dan keamanan event-event internasional di Bali tidak lepas dari peran desa adat yang ada di Bali melalui kehadiran pecalang-pecalang yang turut menjaga situasi di Bali tetap aman kondusif, khususnya terkait adanya forum tandingan WWF 2024 yaitu People Water Forum 2024,” kata Ida Pangelingsir di Bali pada Selasa (21/5/2024).
Dia pun mengatakan pecalang siap mencegah adanya potensi-potensi yang dapat mengganggu ketertiban jalannya kegiatan.
“Pecalang siap mengamankan aksi tandingan agar tidak terjadi bentrok massa,” ujarnya.
Ida kembali menegaskan desa adat siap menjamin keamanan Bali, serta mendukung dan bersinergi dengan aparat untuk mensukseskan penyelenggaraan World Water Forum 2024.
“Karena kesuksesan World Water Forum 2024 juga akan memberikan pengaruh positif bagi perekonomian masyarakat Bali dan citra positif bagi Indonesia secara umum dan secara khusus bagi media iklan bagi pariwisata Bali,” katanya.
Lebih lanjut, Ida menyadari kehadiran turis asing di Bali tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi warga Bali, namun juga adanya gangguan dari bawaan pengaruh negatif budaya asing.
“Beberapa contohnya adalah seorang WNA India yang bersitegang dengan seorang pemuka agama di Pura Tirtampur Gianyar Bali karena mengkritik ajaran Hindu Bali dan viralnya desa New Mockba (Desa Rusia) di daerah Canggu,” ungkapnya.
Ratu Pangelingsir menyampaikan bahwa banyak aliran Hindu di dunia yang masuk ke Bali, tetapi MDA tetap bisa menjaga toleransi selama tidak mengganggu adat dan mempengaruhi warga lokal.
Ratu Pangelingsir kemudian menitahkan seluruh jajaran Bendesa se-provinsi Bali selalu sedia dengan pengabdian guna menjaga keberlangsungan Desa Adat dan Desa Dinas dari setiap intervensi luar yang bisa merusak keberagaman dan toleransi yang ada di Bali.
“Demi Bali yang harum dan indah bagi Indonesia dan dunia,” pungkasnya.